• Tue, Jul 2025

Skandal Laptop Pendidikan: Kejagung Usut Percakapan Eks Stafsus Nadiem

Skandal Laptop Pendidikan: Kejagung Usut Percakapan Eks Stafsus Nadiem

Kali ini, perhatian publik tertuju pada langkah Kejaksaan Agung (Kejagung) yang mulai menelusuri isi percakapan digital milik mantan Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.

Kasus dugaan korupsi dalam pengadaan laptop untuk pendidikan kembali memanas. Kali ini, perhatian publik tertuju pada langkah Kejaksaan Agung (Kejagung) yang mulai menelusuri isi percakapan digital milik mantan Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Percakapan tersebut diduga terkait langsung dengan proyek pengadaan ribuan laptop Chromebook yang menimbulkan kecurigaan adanya praktik korupsi berjemaah.

Jejak Digital di Balik Proyek Teknologi Pendidikan

Pengadaan laptop Chromebook merupakan bagian dari program digitalisasi sekolah yang digagas Kemendikbudristek. Dengan anggaran fantastis mencapai ratusan miliar rupiah, proyek ini semestinya menjadi angin segar bagi dunia pendidikan, terutama dalam memperluas akses teknologi untuk siswa di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Namun, laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan investigasi awal Kejagung mengindikasikan adanya sejumlah kejanggalan, mulai dari harga satuan yang terlalu tinggi, kualitas barang yang tidak sesuai spesifikasi, hingga potensi permainan dalam penunjukan penyedia.

Fokus pada Komunikasi Internal

Dalam proses pengusutan, penyidik Kejagung kini menyasar komunikasi internal yang melibatkan eks Stafsus Mendikbud. Percakapan melalui aplikasi pesan instan dan email disebut-sebut berisi arahan informal, indikasi intervensi proyek, hingga relasi dengan rekanan tertentu.

“Jejak digital ini penting untuk mengungkap siapa berperan apa dalam keputusan yang dibuat. Tidak hanya siapa yang menandatangani, tetapi juga siapa yang mengatur dari belakang layar,” ujar seorang sumber di Kejagung yang enggan disebut namanya.

Publik Menuntut Transparansi

Keterlibatan pejabat di lingkaran dekat Menteri Nadiem membuat publik semakin menaruh harapan pada transparansi penanganan kasus ini. Desakan agar Kejagung tidak tebang pilih semakin nyaring, terlebih karena sektor pendidikan merupakan fondasi masa depan bangsa.

Koalisi masyarakat sipil dan pegiat antikorupsi turut menyerukan agar kasus ini dibuka seterang-terangnya, dan tidak berhenti hanya pada level pelaksana teknis. Mereka juga menyoroti pentingnya evaluasi total terhadap sistem pengadaan berbasis e-katalog yang selama ini dianggap rawan manipulasi.

Nadiem Diminta Beri Penjelasan

Meski belum ada indikasi langsung yang mengarah ke Menteri Nadiem, berbagai pihak meminta agar beliau memberikan klarifikasi publik. Transparansi dari pucuk pimpinan kementerian dinilai penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap agenda reformasi pendidikan yang selama ini digembar-gemborkan.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Nadiem Makarim atau juru bicara Kemendikbudristek terkait pengusutan percakapan eks stafsus-nya.

Kasus ini menunjukkan bahwa digitalisasi pendidikan, walaupun penting, tidak bisa dilepaskan dari prinsip akuntabilitas dan tata kelola yang bersih. Di tengah cita-cita meratakan akses teknologi untuk semua anak bangsa, praktik korupsi justru bisa menjadi penghalang terbesar.

Masyarakat kini menanti, apakah Kejagung mampu mengungkap seluruh simpul persekongkolan dalam skandal laptop ini—dan apakah hukum benar-benar berlaku tanpa pandang bulu.

Pak Vincent

Minta 2 nasi bungkus, saya satu sama k*ntl satu.